00.15

TIPS MEMBELI FRENCISE

TIPS DALAM MEMBELI FRANCHISE

Banyak orang memimpikan mempunyai dan menjalankan bisnis sendiri, tetapi tidak ingin mengambil resiko dengan memulai dari awal. Membeli franchise adalah jawabannya. Dengan membeli franchise, anda akan diberi format dan sistim yang dibangun oleh franchisor, hak untuk memakai nama franchisor untuk jangka waktu tertentu dan asistensi dalam menjalankan bisnis. Membeli franchise memang mengurangi resiko investasi karena anda langsung akan berasosiasi dengan perusahaan yang telah memiliki nama, akan tetapi membeli franchise dapat menjadi mahal. Anda juga mungkin akan diminta untuk melepaskan sebagian besar kontrol dari usaha anda, dan harus melakukan kewajiban-kewajiban tertentu sesuai kontrak dengan franchisor.

Berikut adalah beberapa hal yang perlu anda pertimbangkan dalam membeli sebuah franchise :

1. Biaya Franchise : Yang mungkin tidak bisa di-refund, dapat berkisar dari puluhan sampai ratusan juta bahkan milyaran rupiah.
2. Pembayaran Royalti : Anda biasanya harus membayar royalti kepada franchisor meskipun usaha anda belum menghasilkan income yang memuaskan. Royalti biasanya berdasarkan penjualan kotor per bulan. Selain itu, royalti juga dibayar untuk hak menggunakan nama franchisor.
3. Biaya Advertising : Anda mungkin harus membayar biaya advertising. Sebagian dari biaya ini mungkin akan digunakan untuk membiayai advertising secara nasional, atau menarik franchisee baru, yang tidak langsung mempunyai efek terhadap target market outlet anda.
4. Kontrol : Untuk memastikan keseragaman, franchisor akan mengontrol bagaimana franchisee melakukan usahanya. Hal ini dapat membatasi anda dalam mengambil keputusan berdasarkan intuisi bisnis anda sendiri.
5. Terminasi & Renewal : Anda dapat kehilangan hak franchise anda bila anda melanggar kontrak. Selain itu, hak franchise ada jangka waktunya. Setelah itu, tidak ada jaminan anda dapat membaharuinya (renewal). Franchisor bisa saja memutuskan kontrak jika anda, sebagai contoh, gagal membayar royalti atau gagal memenuhi standard performance. Jika hak franchise anda dihentikan, maka anda akan kehilangan investasi anda. Perjanjian franchise bisa untuk 5, 10 atau 20 tahun. Setelah itu, franchisor bisa saja menolak untuk memperbaharui kontrak franchise anda.

Jadi sebelum memutuskan membeli franchise, pertimbangkan hal-hal di atas, dan pelajari kontrak dengan detail. Hal-hal lain yang penting pula anda jadikan pertimbangan, antara lain : dana yang tersedia untuk anda investasikan, tujuan anda berinvestasi, kemampuan anda, produk dan jasa apa yang anda sukai untuk menjualnya, bagaimana track-record dari franchisor, sudah berapa franchise yang dibuka dan berhasil, training yang disediakan, berapa jauh dari outlet anda seseorang dapat membuka franchise yang sama, apakah anda harus membeli supply/produk dari franchisor (jika ya, apakah harganya kompetitif), apa yang disebut dalam kontrak tentang kepemilikan, apakah anda bisa menjual franchise anda pada orang lain jika anda kehendaki, jika anda ingin meneruskan kontrak saat expired apakah secara otomatis akan diperbaharui, jika nantinya anda ingin mengubah outlet anda menjadi bisnis yang independen apakah dimungkinkan, bagaimana perselisihan akan diselesaikan, kriteria apa yang digunakan franchisor untuk memilih franchisee, berapa besar market yang anda jadikan sasaran dan bagaimana tingkat kompetisinya. Disamping itu, sebelum anda memutuskan membeli franchise, penting untuk meminta list nama dan alamat franchisee yang lain. Telpon atau kunjungilah mereka dan tanyakan mengenai pengalaman mereka.
Dengan berhati-hati dalam membeli franchise, akan meningkatkan kemungkinan keberhasilan anda. Banyak franchise yang baik, dimana franchisor benar-benar memberikan asistensi dan kemudian tumbuh berkembang bersama franchisee-nya. Tetapi ada pula yang hanya tertarik dengan franchise fee anda. sumber majalah franchise

21.59

PROFIL PENGUSAHA SUKSES (SEBUAH INSPIRASI)

Ir Ciputra Pengusaha Sukses, Sebuah Inspirasi


Profil dan Otobiografi Singkat Ir. Ciputra

Ir. Ciputra (lahir di Parigi, Sulawesi Tengah, 24 Agustus 1931; umur 77 tahun) adalah seorang insinyur dan pengusaha di Indonesia. Ciputra menghabiskan masa kecil hingga remajanya di sebuah desa terpencil di pojokan Sulawesi Utara. Begitu jauhnya sehingga desa itu sudah nyaris berada di Sulawesi Tengah. Jauh dari Manado, jauh pula dari Palu. Sejak kecil Ciputra sudah merasakan kesulitan dan kepahitan hidup. Terutama saat bapaknya ditangkap dan diseret dihadapannya oleh pasukan tak dikenal, dituduh sebagai mata-mata Belanda/ Jepang dan tidak pernah kembali lagi (pada tahun 1944). Ketika remaja sekolah di SMP Frater Donbosco Manado.

Ketika tamat SMA, kira-kira saat dia berusia 17 tahun, dia meninggalkan desanya menuju Jawa, lambang kemajuan saat itu. Dia ingin memasuki perguruan tinggi di Jawa. Maka, masuklah dia ke ITB (Institut Teknologi Bandung). Keputusan Ciputra untuk merantau ke Jawa tersebut merupakan salah satu momentum terpenting dalam hidupnya yang pada akhirnya menjadikan Ciputra orang sukses. Keputusan Ciputra untuk merantau ketika tamat SMA merupakan keputusan yang tepat, karena pada usia tersebut muncul adanya keinginan untuk bebas yang disertai rasa tanggung jawab pada diri individu. Ciputra adalah perantau yang sempurna. Dia mendapatkan kebebasan, tapi juga memunculkan rasa tanggung jawab pada dirinya.

Bagi Ciputra, perintis pengembang properti nasional sekaligus pembangun 20 kota satelit di seluruh Indonesia, pengalaman hidup susah sejak kecil adalah pemicu kesuksesannya. Ciputra yang lahir di Parigi, Sulawesi Tengah 77 tahun lalu, harus merasakan kerasnya hidup sejak usia 12 tahun, tanpa ayah. Sang ayah ditangkap tentara pendudukan Jepang dan akhirnya meninggal di penjara.

Sebagai bungsu dari 3 bersaudara, Ciputra kecil harus bergelut dengan berbagai pekerjaan untuk mencari uang membantu sang ibu yang berjualan kue. Ciputra yang mengaku sangat bandel dan nakal sejak kecil, juga harus berjalan kaki tanpa alas kaki sejauh 7 kilometer ke sekolah setiap hari. Kenakalan Ciputra terlihat dari sifatnya yang seenaknya sendiri. Saat disuruh belajar bahasa Belanda, Jepang atau China, dia malas. Dia hanya mau belajar bahasa yang dianggapnya akan berguna baginya, yaitu bahasa Indonesia. Akibatnya, saat usia 12 tahun dia masih di kelas 2 SD karena berkali-kali tinggal kelas.

Pasca ditinggal sang ayah, barulah Ciputra bangkit dan mau belajar giat hingga selalu menjadi nomor 1 di sekolah. Kegemilangan prestasi Ciputra terus berlanjut hingga mampu menamatkan kuliah di jurusan arsitektur ITB. Setelah lulus kuliah, jiwa wirausaha Ciputra mengantarkannya menjadi raksasa pengembang properti di tanah air lewat PT Pembangunan Jaya saat itu, dan akhirnya menjadi grup Ciputra. Dan hingga kini, berbagai bangunan properti yang menghiasi wajah Jakarta, tak bisa dilepaskan dari campur tangan seorang Ciputra.




Foto Buku Ciputra Way
Buku Ciputra Way




CIPUTRA, Pengusaha asal Sulawesi Tengah

Ketika mula didirikan, PT Pembangunan Jaya cuma dikelola oleh lima orang. Kantornya menumpang di sebuah kamar kerja Pemda DKI Jakarta Raya. Kini, 20-an tahun kemudian, Pembangunan Jaya Group memiliki sedikitnya 20 anak perusahaan dengan 14.000 karyawan. Namun, Ir. Ciputra, sang pendiri, belum merasa sukses. ``Kalau sudah merasa berhasil, biasanya kreativitas akan mandek,`` kata Dirut PT Pembangunan Jaya itu.

Ciputra memang hampir tidak pernah mandek. Untuk melengkapi 11 unit fasilitas hiburan Taman Impian Jaya Ancol (TIJA), Jakarta -- proyek usaha Jaya Group yang cukup menguntungkan -- telah dibangun "Taman Impian Dunia". Di dalamnya termasuk "Dunia Fantasi", "Dunia Dongeng", "Dunia Sejarah", "Dunia Petualangan", dan "Dunia Harapan". Sekitar 137 ha areal TIJA yang tersedia, karenanya, dinilai tidak memadai lagi. Sehingga, melalui pengurukan laut (reklamasi) diharapkan dapat memperpanjang garis pantai Ancol dari 3,5 km menjadi 10,5 km.

Masa kanak Ciputra sendiri cukup sengsara. Lahir dengan nama Tjie Tjin Hoan di Parigi, Sulawesi Tengah, ia anak bungsu dari tiga bersaudara. Dari usia enam sampai delapan tahun, Ci diasuh oleh tante-tantenya yang "bengis". Ia selalu kebagian pekerjaan yang berat atau menjijikkan, misalnya membersihkan tempat ludah. Tetapi, tiba menikmati es gundul (hancuran es diberi sirop), tante-tantenyalah yang lebih dahulu mengecap rasa manisnya. Belakangan, ia menilainya sebagai hikmah tersembunyi. "Justru karena asuhan yang keras itu, jiwa dan pribadi saya seperti digembleng," kata Ciputra.

Pada usia 12 tahun, Ciputra menjadi yatim. Oleh tentara pendudukan Jepang, ayahnya, Tjie Siem Poe, dituduh anti-Jepang, ditangkap, dan meninggal dalam penjara. "Lambaian tangan Ayah masih terbayang di pelupuk mata, dan jerit Ibu tetap terngiang di telinga," tuturnya sendu. Sejak itu, ibunyalah yang mengasuhnya penuh kasih. Sejak itu pula Ci harus bangun pagi- pagi untuk mengurus sapi piaraan, sebelum berangkat ke sekolah -- dengan berjalan kaki sejauh 7 km. Mereka hidup dari penjualan kue ibunya.

Atas jerih payah ibunya, Ciputra berhasil masuk ke ITB dan memilih Jurusan Arsitektur. Pada tingkat IV, ia, bersama dua temannya, mendirikan usaha konsultan arsitektur bangunan -- berkantor di sebuah garasi. Saat itu, ia sudah menikahi Dian Sumeler, yang dikenalnya ketika masih sekolah SMA di Manado. Setelah Ciputra meraih gelar insinyur, 1960, mereka pindah ke Jakarta, tepatnya di Kebayoran Baru. ``Kami belum punya rumah. Kami berpindah-pindah dari losmen ke losmen,`` tutur Nyonya Dian, ibu empat anak. Tetapi dari sinilah awal sukses Ciputra.

Pada tahun 1997 terjadilah krisis ekonomi. Krisis tersebut menimpa tiga group yang dipimpin Ciputra: Jaya Group, Metropolitan Group, dan Ciputra Group. Namun dengan prinsip hidup yang kuat Ciputra mampu melewati masa itu dengan baik. Ciputra selalu berprinsip bahwa jika kita bekerja keras dan berbuat dengan benar, Tuhan pasti buka jalan. Dan banyak mukjizat terjadi, seperti adanya kebijakan moneter dari pemerintah, diskon bunga dari beberapa bank sehingga ia mendapat kesempatan untuk merestrukturisasi utang-utangnya. Akhirnya ketiga group tersebut dapat bangkit kembali dan kini Group Ciputra telah mampu melakukan ekspansi usaha di dalam dan ke luar negeri.

Ciputra telah sukses melampaui semua orde; orde lama, orde baru, maupun orde reformasi. Dia sukses membawa perusahaan daerah maju, membawa perusahaan sesama koleganya maju, dan akhirnya juga membawa perusahaan keluarganya sendiri maju. Dia sukses menjadi contoh kehidupan sebagai seorang manusia. Memang, dia tidak menjadi konglomerat nomor satu atau nomor dua di Indonesia, tapi dia adalah yang TERBAIK di bidangnya: realestate.

Pada usianya yang ke-75, ketika akhirnya dia harus memikirkan pengabdian masyarakat apa yang akan ia kembangkan, dia memilih bidang pendidikan. Kemudian didirikanlah sekolah dan universitas Ciputra. Bukan sekolah biasa. Sekolah ini menitikberatkan pada enterpreneurship. Dengan sekolah kewirausahaan ini Ciputra ingin menyiapkan bangsa Indonesia menjadi bangsa pengusaha.




Foto Ir. Ciputra
Ir Ciputra




Ir. Ciputra Menghadapi Krisis Ekonomi

Keran KPR yang mulai mengucur, membuat aktivitas PT Ciputra Development terdengar lagi. Kelompok usaha ini semakin giat beriklan. Akankah Ciputra segera berjaya kembali? Akibat krisis ekonomi yang melanda negeri ini, sebagaimana kebanyakan pengusaha properti lainnya, Ciputra pun harus melewati masa krisis dengan kepahitan. Padahal, serangkaian langkah penghematan telah dilakukan. Grup Ciputa (GC), misalnya, terpaksa harus memangkas 7 ribu karyawannya, dan yang tersisa cuma sekitar 35%.

Lantas, semua departemen perencanaan di masing-masing anak perusahaan segera ditutup dan digantikan satu design center yang bertugas memberikan servis desain kepada seluruh proyek. Jenjang komando 9 tingkat pun dipotong menjadi 5. Akibatnya, banyak manajer kehilangan pekerjaan. Lebih pahit lagi: kantor pusat GC yang semula berada di Gedung Jaya, Thamrin, Jakarta Pusat, terpaksa pindah ke Jl. Satrio -- kompleks perkantoran milik GC. Paling tidak, dengan cara semacam itu, GC bisa menghemat Rp 4 miliar/tahun.

Sementara Harun dan tim keuangannya -- setelah susut menjadi 7 orang dan gajinya dipotong hingga 40% -- hengkang ke salah satu lantai Hotel Ciputra, Grogol, Jakarta Barat. Di tempat itu, mereka menyewa beberapa ruangan. Selebihnya, kabar yang menjadi rahasia umum: utang GC macet total.

Menurut Harun, para petinggi CD waktu itu sadar betul kondisi yang ada tidak bakalan berubah secepat yang dibayangkan. Soalnya, berlalunya krisis moneter yang belakangan bermetamorfosis menjadi krisis multidimensional sejatinya berada di luar kendali mereka. Celah yang masih terbuka hanyalah konsolidasi internal dan restrukturisasi perusahaan.

Maka, selain memangkas biaya operasional secara drastis, CD pun segera menerapkan strategi pemasaran baru: menjual kapling siap bangun. Kata Harun, selain CD kala itu hanya menyimpan sedikit stok rumah siap huni, perubahan strategi pemasaran ini juga dilakukan untuk membidik konsumen berkantong tebal. Maklumlah, mengharapkan KPR ibarat pungguk merindukan bulan. Adapun yang tersisa, ya itu tadi, pasar kalangan kelas menengah-atas. Mereka biasanya lebih suka membeli kapling karena dapat menentukan sendiri desain rumahnya.

Keuntungan lain menjual kapling tanah: berkurangnya biaya operasional. Masih menurut Harun, dengan menjual kapling siap bangun, CD cuma berkewajiban menyediakan infrastruktur seperti telepon, air, listrik dan jalan. Memang, ketimbang membangun rumah siap huni, biaya penyediaan infrastruktur relatif jauh lebih murah. Dalam perhitungan Harun, biaya yang dikeluarkan per m2-nya cuma Rp 90 ribu.

Sementara itu, bila membangun rumah siap huni, CD mesti siap menerima kenyataan jika harga bahan-bahan bangunan meningkat pesat. Besi, misalnya. Setelah kurs rupiah terhadap US$, harganya naik 60%. Sementara semen dan keramik, masing-masing meningkat menjadi 40% dan 30%. Jadi, "Tak ada alasan tidak menerapkan strategi itu," ujar Harun. Kebijakan itu berlaku di Jakarta dan di Surabaya.

Guna mendukung strategi di atas, program-program above the line juga tak luput dikoreksi. Hasilnya, dari monitoring yang dilakukan, para petinggi CD akhirnya berkesimpulan, mubazir bila beriklan gencar di masa krisis. "Seperti membunuh tikus dengan memakai bom," jelas Harun. Alhasil, pilihan kemudian jatuh pada penjualan langsung. Bahannya diolah dari database konsumen milik CD. Dan supaya lebih terarah, database diolah lewat pembentukan klub-klub penjualan, di Jakarta maupun Surabaya.

Namun, apa daya, meski harga kapling siap bangun belum dinaikkan dan tim pemasaran bekerja sekeras mungkin, toh strategi itu tidak langsung membuahkan hasil yang memuaskan. Lebih dari Tiga bulan, konsumen yang tertarik dengan ratusan hektare tanah matang milik CD yang dijual dalam bentuk kapling siap bangun -- dari total 1.800 har landbank (tanah mentah) CD yang tersebar di Jakarta dan Surabaya -- bisa dihitung dengan jari.

Kata Harun, petinggi CD lagi-lagi sadar para pemilik uang sesungguhnya lebih memilih mendepositokan uangnya ketimbang membeli kaping siap bangun. Maka, "Tahun 1998 adalah tahun yang paling sulit yang pernah dilalui CD," kenangnya. Masalahnya, uang yang masuk selama setahun cuma Rp 40 miliar.

Itulah nilai total hasil penjualan lima proyek perumahan di Jakarta dan Surabaya milik CD. Jelas, ketimbang tahun-tahun sebelumnya, saat kondisi ekonomi masih normal, kenyataan tersebut benar-benar menyakitkan. Sebelum krisis, dari satu proyek saja, CD bisa meraup uang sebanyak Rp 10 miliar/bulan. Artinya, angka Rp 40 miliar tersebut biasanya dicapai hanya dalam sebulan.
Yang lebih menyesakkan, menurut sumber SWA, Pak Ci ikut-ikutan menambah beban psikologis pasukannya. Hampir setiap hari CEO GC itu uring-uringan tanpa sebab yang jelas. Seingatnya,waktu itu Pak Ci jarang bertanya kepada anak buahnya bagaimana sebenarnya kondisi di lapangan. "Ia malah seperti tak habis-habisnya melakukan pressure kepada timnya," jelas si sumber.

Dan lucunya lagi, bahkan di luar dugaan banyak orang -- sang sumber sendiri kaget luar biasa -- Pak Ci sampai-sampai "menodong" seorang pemuka agama agar jemaat gerejanya membeli kapling siap bangun di salah satu proyek perumahan CD. "Benar-benar tidak masuk akal," ungkap sumber. Benarkah? "Bohong. Kalau stres, siapa yang tidak stres waktu itu," bantah Harun.

Untunglah, bersamaan turunnya suku bunga deposito di awal 1999, strategi itu mulai menampakkan hasil. Kecil memang, tapi, "Kami sudah mulai sibuk," ujar Harun. Ia menunjuk aktivitas penjualan kapling siap bangun, khususnya yang di Surabaya. "Di kota ini, penjualannya cukup bagus."

Sayang, Harun tak bersedia menyebutkan nilai transaksi di Kota Buaya. Yang jelas, tidak seperti di Jakarta, jumlah item kapling siap bangun yang ditawarkan CD di Surabaya lumayan variatif. Dari segi luas contohnya, 1.200-2.000 m2 dengan harga jual minimal: Rp 600 ribu/meter2. Selain itu, ada pula kapling golf -- posisinya berhadapan atau di sekitar lapangan golf. "Kapling jenis ini, sekalipun lebih mahal, tampak paling disukai," jelas Harun.

Bagaimana dengan Jakarta? Kendati kapling yang dijual hanya berukuran 200-500 m2, angka penjualannya tidak sebagus di Surabaya. Dan kapling yang disukai konsumen kebanyakan yang berukuran 400 m2 seharga Rp 225-500 ribu/m2. Menurut Harun, hal itu terjadi karena tingkat persaingan di Jakarta lebih ketat ketimbang di Surabaya. Soalnya, "Ada banyak proyek serupa di sini," ujarnya. Dan, yang lebih penting, kapling golf bukanlah hal yang istimewa bagi banyak konsumen metropolitan. "Jadi, penawaran kami sama seperti yang lain. Karena itu pula, bisa jadi konsumen mencari yang lebih murah."

Seperti yang sudah-sudah, tutur menantu Ciputra itu, kebutuhan konsumen di Jakarta sejatinya adalah rumah siap huni yang dilengkapi fasilitas KPR. Karena itu, bermodalkan pendapatan hasil penjualan kapling siap bangun plus tersedianya sarana KPR, CD pun mulai menggiatkan pembangunan rumah siap huni, di Citra Raya Tangerang, Citra Indah Jonggol, Citra Grand Cibubur ataupun Citra Cengkareng.

Bersamaan waktunya, CD pun kembali rajin beriklan. Namun, tidak seperti tiga tahun lalu, kini belanja iklannya diatur ketat. Indikator pertama yang dihitung sebelum mengeluarkan uang untuk berpromosi di berbagai media cetak adalah jumlah total hari libur dalam setiap bulan. Yang jelas, sebulan CD beriklan tak lebih dari tiga kali. "Bukan apa-apa. Kami hanya ingin iklan itu bisa efektif mencapai sasaran," katanya. Ia menambahkan, klub-klub penjualan yang dulu sempat dibentuk tetap diteruskan.

Hanya saja, lagi-lagi sayang, Harun mengaku tidak ingat persis jumlah uang yang masuk ke kocek CD setelah perusahaan properti yang dipimpinnya itu kembali rajin beriklan. Ia hanya mengatakan, "Cash flow kami cukup aman." Ditambah semakin membaiknya daya beli konsumen, Harun pun optimistis, CD dan GC bisa berkibar kembali. Namun, tentu saja, ia mengaku, "Tidak seperti dulu lagi."

22.25

MEMILIH TEMPAT USAHA

Inovasi  tempat usaha dan daya tarik pasar
Tempat usaha: tpt produksi, tpt pemasaran
Tempat produksi: tempat memproses produk dari bahan baku menjadi barang siap dipasarkan.
Tempat pemasaran: lokasi yang digunakan untuk  menjual atau memasarkan produk.
Tempat usaha menjadi penting karena daya tarik pasar bisa faktor produk, bisa faktor tempat.
Pertimbangan memilih tempat usaha
  1. Dekat dengan calon pembeli
  2. Dekat dengan bahan baku
  3. Dekat dengan sumber tenaga kerja
  4. Tersedia sarana transportasi
  5. Tersedia prasarana pendukung usaha (air, listrik)
  6. Sejalan dengan kebijakan pemerintah
  7. Daerahnya prospektif
  8. Arealnya cukup
  9. Tidak ada gangguan lingkungan
Tempat usaha harus dekat dengan pasar; dekat dengan calon pembeli
  1. Calon pembeli bisa dalam arti tinggal di lingkungannya, bisa berarti sering lewat tempat itu. Atau banyak komunikasi ke tempat itu
  2. Calon pembeli harus dalam jumlah yang besar
  3. Calon pembeli harus memiliki daya beli
  4. Calon pembeli harus memiliki prospek
Mendisain tempat usaha :
Tempat usaha menjadi daya tarik konsumen sebelum mereka tertarik pada produk yang ditawarkan.
Tempat usaha yang menarik:
•         Tempat usaha bersih dan rapih
•         Tempat usaha berparkir cukup
•         Lingkungan usaha aman
•         Ruangan (tempat) nyaman
•         Tempat usaha dekat dengan lalulintas
•         Pelayannya ramah, berpenampilan rapih dan simpatik
Saluran distribusi:
Himpunan perusahaan  atau perorangan yang mengambil alih hak atau membantu dalam pengalihan hak atas barang atau jasa selama berpindah dari produsen ke konsumen.
Manfaat  saluran distribusi:
•         Mendekatkan pada pasar
•         Mengurangi  waktu belanja ke pusat
•         Mengurangi tanggung jawab  kepemilikan
Fungsi saluran distribusi
•         Riset, Promosi, Hubungan, Perundingan
•         Distribusi fisik, Pembiayaan, Pengurangan resiko
Jumlah saluran distribusi
•         Distribusi intensif: distribusi yang sebanyak-banyaknya, setiap ada daerah konsumen diupayakan disediakan saluran distribusi. Ini untuk produk konvenion.
•         Distribusi selektif: distribusi yang memilih tempat tertentu yang strategis. Untuk produk barang shopping.
•         Distribusi eksklusif: distribusi untuk barang spesial dan istimewa.
Dinamika saluran
•         Saluran pemasaran konvensional, saluran yang produsen, pengecer, grosir, mandiri terpisah satu dari yang lain dalam berbisnis.
•         Saluran pemasaran vertikal, apabila produsen,grosir, pengecer bertindak sebagai satu sistem terpadu dalam berbisnis.
•         Saluran pemasaran horizontal, Kerjasama dua atau lebih perusahaan yang bergabung untuk memanfaatkan peluang pemasaran yg muncul.
Distribusi fisik
Pelanggan tertarik distribusi fisik karena:
•         Penyerahan barang tepat waktu
•         Tawaran produsen untuk memenuhi pesanan yang mendadak
•         Penanganan secara saksama akan barang dagangan
•         Kesediaan pemasok untuk mengambil kembali  barang-barang yang rusak dan memasok kembali dengan cepat.
•         Kemauan pemasok untuk menyimpan barang bagi pelanggan
Kriteria sarana pengangkutan yang menarik konsumen
  1. Kecepatan dan ketepatan penghantaran
  2. Frekuensi penjadwalan pengiriman
  3. Keandalan memenuhi jadwal waktu pengiriman
  4. Kemampuan menangani ragam produk
  5. Ketersediaan tempat  bongkar muat  yang dilayani
  6. Biaya persatuan barang
Faktor yang menarik konsumen terhadap tempat usaha tertentu:
  1. Arealnya aman, nyaman, mudah mencapainya
  2. Harga murah/terjangkau
  3. Areal parkirnya luas
  4. Tempatnya bersih
  5. Penataan lingkungan rapih
  6. Pelayanan baik dan  ramah
  7. Jenis produk lengkap, dalam kondisi baru dan segar

22.23

Promosi Usaha

Promosi Usaha

Faktor yang menarik konsumen terhadap tempat usaha tertentu:
  1. Arealnya aman, nyaman, mudah mencapainya
  2. Harga murah/terjangkau
  3. Areal parkirnya luas
  4. Tempatnya bersih
  5. Penataan lingkungan rapih
  6. Pelayanan baik dan  ramah
  7. Jenis produk lengkap, dalam kondisi baru dan segar
Inti promosi adalah komunikasi, komunikasi yang dilakukan harus kreatif:
  1. Apa yang disampaikan ? Isi pesan harus stabil
  2. Kepada siapa disampaikan ? Khalayak/komunikan ditujukan pada pasar sasaran
  3. Siapa yang menyampaikan ? Komunikator, bisa ganti-ganti
  4. Bagaimana menyampaikan ? Harus krteatif mana yang tepat
  5. Kapan akan disampaikan ? Waktu menyesuaikan yang tepat
  • Pengirim pesan ( komunikator) adalah pengirim pesan kepada pihak lain.
  • Penyandian adalah proses pernyataan pikiran dalam bentuk lambang.
    Pesan adalah bentuk lambang yang dikirimkan oleh pengirim.
  • Media adalah saluran komunikasi yang pesan beralih dari pengirim kepenerima
  • Penerima adalah pihak yang menerima pesan yang dikirimkan pihak lain.
  • Tanggapan: rangkaian reaksi penerima (komunikan) setelah menerima pesan
  • Umpan balik: bagian dari tanggapan komunikan yang disampaikan kembali pada pengirim pesan
  • Gaduh adalah gangguan komunikasi yang terjadi selama proses komunikasi berlangsung, komunikan tidak bisa menerima pesan secara penuh dari komunikator
Menentukan tujuan Promosi
Menetapkan  arah yang akan dicapai pada kegiatan promosi. Pada tahapan mana yang direncanakan dicapai
Model AIDA, tahap mana arah pencapaian promosi
  1. Attention : Kesadaran
  2. Interest   : Tertarik
  3. Desir      : Ingin
  4. Action    : Mengambil tindakan
Lima Tahapan Kesiapan pembeli, kesadaran, tahu, suka, memastikan dan membeli
Merancang pesan
•         Pesan yang baik adalah yang menarik perhatian dan menghasilkan tindakan.
•         Isi pesan biasanya  bersifat informasi (memberi tahu), persuasi (membujuk) dan rekognisi (mengingatkan kembali).
•         Struktur pesan sepihak sangat efektif bila khalayak sudah condong pada komunikator.
•         Struktur pesan dua pihak cenderung efektif untuk khalayak yang berpendidikan lebih baik.
•         Format pesan harus menyolok dan disesuaikan dengan media yang digunakan.
Memilih media (saluran) promosi secara kreatif
Saluran personal merupakan saluran komunikasi melalui personal langsung dengan komunikan : saluran komunikasi sosial, saluran penyokong dan saluran ahli.
  1. Saluran sosial terdiri dari tetangga, teman, keluarga, asosiasi yang berbicara pada pembeli.
  2. Saluran penyokong terdiri sekelompok wiraniaga yang berhubungan dengan pembeli dan target pasar.
  3. Saluran ahli terdiri atas orang-orang ahli independen yang membuat pernyataan yang ditujukan pada pembeli target.
Saluran komunikasi non personal
  1. Media massa: Media elektronik:Televisi, Radio, internet; Media cetak: koran, majalah.
  2. Diperhitungkan jangkauan media dan  psikologis audien
  3. Media massa yang berbentuk iklan, dirancang: isi pesan, bahasa pesan, aktor pesan, media untuk menyampaikan pesan.
  4. Media massa sangat efektif mempengaruhi khalayak.
Buatkan model promosi secara kreatif, atas pemanfaatan media, aktornya, redaksi bahasanya, model grafisnya !
Waktu promosi
Promosi bisa efektif bila tepat memilih waktu sesuai kesediaan audien
Ada 4 waktu penyampaian promosi
1. Terus-menerus untuk barang konvenien , kebutuhan harian
2. menurun, promosi bumbu pagi hari.
3. menaik, promosi hiburan di hari sabtu.
4. terkonsentrasi, promosi alat sekolah di tahun ajaran baru
Carikan waktu-waktu yang tepat untuk promosi produk tertentu yang audian sasaran memiliki waktu siap mengikutinya
Menentukan bauran promosi secara kreatif
•         Personal selling adalah bentuk  promosi yg dilakukan dg tatap muka face to face.
•         Periklanan adalah promosi dengan media massa elektronik maupun cetak.
•         Sales promotion adalah promosi dengan cara memberi insentif untuk meningkatkan penjualan.
•         Publisitas adalah publikasi suatu produk yang sifatnya informasi obyektif, bukan bersifat persuasif.
Iklan Sebagai Media Promosi
Iklan, bisa menjangkau banyak khalayak, tetapi halayak sangat heterogen, oleh karenanya harus:
1. Penampilan iklan menarik
2. Redaksi iklan mudah dicerna
3. Redaksi iklan penuh makna
4. Redaksi iklan mudah diucapkan dan ditirukan
5. Iklan meningkatkan citra perusahaan
•         Apabila memilih iklan sebagai media promosi harus memperhatikan luasan jangkauan media, intensitas media dan citra media oleh khalayak sasaran.
Personal selling
Kelebihan personal selling:
  1. Berhadapan langsung secara pribadi dan interaktif dengan calon pembeli
  2. Terdapat  keakraban dengan khalayak
  3. Adanya tanggapan langsung dari khalayak.
Diperlukan personal yang fleksibel, trampil dan terlatih.
Promosi penjualan (Sales promotion)
Model ini memiliki Ciri –ciri:
  1. Komunikasi, memberi informasi pembelian produk
  2. Insentif, memberikan perangsang atau daya tarik pembeli
  3. Undangan, cara ini mengundang khalayak segera terlibat transaksi
Publisitas, memiliki nilai khusus khusus:
1. Nilai kepercayaan yang tinggi, artikel, berita  di media lebih dipercaya oleh pembaca.
2. Dorongan keluar, bisa menjangkau banyak pihak yang menghindari wiraniaga dan iklan yang terkesan mengajak khalayak.
3. Dramatisasi, publisitas  bisa menampilkan nilai-nilai positifnya suatu produk.
Alasan menggunakan bauran promosi
•         Menggunakan periklanan karena produk perlu diinformasikan ke khalayak luas
•         Menggunakan sales promotion, karena ingin meningkatkan loyalitas pembeli
•         Menggunakan personal selling karena kita perlu menyampaikan pada orang terbatas dan
•         Menggunakan publisitas, karena perusahaan ingin meningkatkan citra

20.34

http://www.kaskus.us/

20.32

20.23

LKPP: Dunia Usaha Harus Siap Bersaing

JAKARTA, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) meminta dunia usaha mempersiapkan diri untuk masuk dalam kompetisi global. Preferensi terhadap produk dan industri dalam negeri pada Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah diharap tidak menjadi alasan industri untuk selalu meminta proteksi pemerintah.

Demikian diungkapkan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) Agus Rahardjo dalam Program Obrolan Ekonomi di Radio KBR 68H, Jakarta, Jumat (17/9). Tema talkshow kali ini bertema 'Perpres 54 Tahun 2010; Payung Hukum Baru Pengadaan'.

"Buat teman-teman dunia usaha yang dihadapkan pada produk-produk asing, memang Perpres ini masih memberikan preferensi atau perlindungan bagi produk industri dalam negeri. Tapi harapan kami, dengan perlindungan ini, dunia usaha siap berkembang dan bersaing secara global pada waktunya," ujarnya.

Menurut Agus, perlindungan yang dimuat Perpres lebih ditujukan agar dunia usaha berkembang dan siap berkompetisi dalam kompetisi global. Terkait itu, pemerintah melalui Kementerian Perindustrian (kemenperin) akan menebitkan inventarisasi produk barang-barang dalam negeri yang masih perlu mendapat perlindungan.

"Jadi sekarang yang kita beri perlindungan/preferensi adalah yang masih ada dalam buku Kemenperin tersebut. Bagi teman-teman dunia usaha yang ingin berpartisipasi dalam pengadaan dan masih butuh perlindungan bisa minta dicatatkan ke Kementerian Perindustrian," paparnya.

Lebih jauh, Agus menjelaskan, aturan-aturan pengadaan barang/jasa selanjutnya akan mengatur masalah perlindungan produk barang/jasa dalam negeri secara lebih terinci. Terkait itu, LKPP juga akan terus melakukan diskusi dan menerima masukan dari dunia usaha tentang masa pemberian perlindungan tersebut.

"Diskusi soal ini masih terus kami lakukan. Kami berikan kesempatan bagi dunia usaha untuk memberi masukan kepada kami yang terus melakukan pembicaraan dengan Kementerian Perindustrian dan dunia usaha," paparnya.